Selasa, 07 Maret 2023

BEKAL MENUJU RAMADHAN 1444 H (1): MENJAGA SHOLAT

 

1. Amal Yang Pertama Dihisab Adalah Shalat, Bukan Puasa

 Rasulullah bersabda:

 إنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلاَتُهُ ، فَإنْ صَلُحَتْ ، فَقَدْ أفْلَحَ وأَنْجَحَ ، وَإنْ فَسَدَتْ ، فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ ، فَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ ، قَالَ الرَّبُ – عَزَّ وَجَلَّ – : اُنْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ ، فَيُكَمَّلُ مِنْهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيضَةِ ؟ ثُمَّ تَكُونُ سَائِرُ أعْمَالِهِ عَلَى هَذَا

 Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari shalat wajibnya, maka ALLAH Ta’ala berfirman, ‘Lihatlah apakah hamba KU memiliki shalat sunnah.’ Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari shalat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya.”

 ️ (HR. Tirmidzi No. 413 dan An-Nasa’i No. 466)

 2. Shalat Adalah Pembeda Muslim Dengan Kafir

 Rasulullah bersabda:

                                                                                                     الْعَهْدُ الَّذِيْ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمُ الصَّلاَةُفَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ

                                                                                                                 

Perjanjian antara kita dan mereka adalah shalat, barangsiapa meninggalkannya maka ia benar benar telah kafir.

 ️ (HR. Tirmidzi, Abu Daud, an-Nasa’i, Ibnu Mâjah dan Imam Ahmad)

 3. Meninggalkan Shalat Menjadi Kafir dan Keluar Dari Islam

 ALLAH berfirman:

 وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَلَا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ

 Dan hendaknya mereka mendirikan shalat dan janganlah menjadi orang-orang yang Musyrik”

 ️ [QS. Ar Rum: 31]

 Rasulullah bersabda:

 بَيْن الرَّجل وَبَيْن الشِّرْكِ وَالكُفر ترْكُ الصَّلاةِ

 Pembatas antara seseorang dengan syirik dan kufur adalah meninggalkan shalat”

 ️ (HR. Muslim No. 82)

 إنَّ العَهدَ الذي بيننا وبينهم الصَّلاةُ،فمَن تَرَكها فقدْ كَفَرَ

Sesungguhnya perjanjian antara kita dan mereka (kaum musyrikin) adalah shalat. Barangsiapa yang meninggalkannya maka ia telah kafir”

 ️ (HR. At Tirmidzi No. 2621)

 Anas bin Malik radhiallahu’anhu, ia berkata:

 أنَّ النبيَّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم كان إذا غزَا بِنا قومًا، لم يكُن يَغزو بنا حتى يُصبِحَ ويَنظُرَ، فإنْ سمِعَ أذانًا كفَّ عنهم، وإنْ لم يَسمعْ أذانًا أغارَ عليهم

 Nabi jika beliau memimpin kami untuk memerangi suatu kaum, maka beliau tidak menyerang hingga waktu subuh. Beliau menunggu terlebih dahulu. Jika terdengar suara adzan, maka kami menahan diri (tidak menyerang). Namun jika tidak terdengar adzan maka baru kami serang”

 ️ (HR. Bukhari No. 610, Muslim No. 1365)

━━━━━━━━━━━━━━━━━ 💠

👥 NASEHAT ULAMA

 Meninggalkan Shalat Karena Mengingkari Wajibnya

 Imam An Nawawi rahimahullah mengatakan:

 Jika seseorang meninggalkan shalat karena mengingkari wajibnya shalat, atau ia mengingkari wajibnya shalat walaupun tidak meninggalkan shalat, maka ia KAFIR murtad dari agama Islam berdasarkan ijma ulama kaum Muslimin”

 ️ (Al Majmu’, 3/14)

 Meninggalkan Shalat Bukan Karena Mengingkari Wajibnya

 Pendapat Madzhab Hambali, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan Ibnul Qayyim:

 Bahwa kafirnya orang yang meninggalkan shalat. Demikian juga salah satu pendapat dalam madzhab Syafi’i dan Maliki.

Pendapat madzhab Syafi’i dan Maliki:

Bahwa orang yang meninggalkan shalat tidak kafir, namun mereka dihukum oleh ulil amri dengan hukuman mati.

 Pendapat madzhab Hanafi:

Bahwa orang yang meninggalkan shalat tidak kafir, namun mereka dipenjara sampai kembali shalat.

Demikianlah pendapat terkuat dalam meninggalkan shalat, yakni kafir dan keluar dari Islam, baik dengan mengingkari syari'at nya ataupun tidak.

 Inilah pendapat rajih dari para Sahabat yang mulia:

 لم يكن أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم يرون شيئا من الأعمال تركه كفر غير الصلاة

 Para sahabat Nabi berpendapat bahwa tidak ada satupun amal yang bila ditinggalkan menyebabkan kafir, kecuali shalat.”

 (HR. At Tirmidzi no. 2622)

 Dan ini pula pendapat ulama besar:

 Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan Ibnul Qayyim, Syaikh Abdul Aziz bin Baz, Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, Syaikh Shalih Al Fauzan, Syaikh Muhammad bin Ibrahim, dan para ulama besar lainnya.

 Maka, menjalankan puasa Ramadhan tanpa mengerjakan shalat adalah sia-sia belaka.

(Disalin dari WAG Sahabat Sunnah #3)